Kamis, 12 Januari 2012

Sampai Saatnya Nanti

Perkenalkan namaku alif, aku adalah seorang anak yang sedang menempuh pendidikan disebuah pesantren di daerah Jawa Barat. Umurku sekarang menginjak usia 17 tahun. Kebanyakan orang berkata bahwa umur 17 tahun adalah saat-saat paling bahagia karena kebebasan, dan makna dari arti kata kedewasaan berawal dari usia 17 tahun. Seseorang yang telah berumur 17 tahun biasanya akan mempunyai KTP dan mungkin orang-orang menganggap bahwa sebuah KTP adalah kartu menuju kedewasaan dilihat dengan diperbolehkannya mengemudi sendiri, masuk ke bioskop sendiri, atau bahkan begadang sampai malam. Yap itu semua benar tapi hanya dilihat dari sisi duniawinya saja. Dilihat dari sisi ukhrowi semakin dewasa seseorang maka perbuatan yang dilakukannya adalah tanggung jawab diri sendiri, semakin dituntut agar takwa dan beriman agar kelak dapat menempuh kehidupan dengan jalan yang diridoi Allah. Sebenarnya masa remaja yakni umur 17 tahun adalah masa belajar akan nilai-nilai kehidupan untuk bekal dikemudian hari. Sebuah kedewasaan itu bukan hanya dilihat dari apakah seseorang sudah mempunyai KTP atau belum, melainkan kedewasaan itu adalah cara seseorang untuk lebih bijak lagi dalam menyikapi sebuah persoalan dan mengambil keputusan. Di usia 17 tahun banyak anak yang diberi kebebasan dalam mengambil keputusan oleh orang tuanya, apalagi untuk seorang anak laki-laki mereka dituntut untuk hidup mandiri, kuat, dan berani. Seperti halnya aku, orang tuaku menyekolahkan aku dipesantren agar aku menjadi anak yang mandiri yakni mengurus segala keperluan ku sendiri, mulai dari mencuci pakaian, merapikan kamar dan sebagainya. Selain itu aku disekolahkan di pesantren agar aku menjadi mukmin yang kuat, baik kuat fisik maupun rohani, termasuk kuat iman dan islamku. Aku juga dituntut agar berani, yakni berani mengungkapkan ketidakdilan, berani membela panji-panji Allah di muka bumi ini.  Subhanallah, nilai-nilai islam yang diajarkan dari aku kecil sampai usia ku saat ini memang telah menerangi kehidupanku. Tak terasa memang waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir 12 tahun aku belajar di pesantren ini. Begitu banyak pelajaran berharga yang telah kudapat dari pesantren ini. Memang benar pepatah yang berkata bahwa ilmu itu lebih berharga dari emas sekalipun. Hari demi hari aku lewati usia 17 tahunku, tak terasa aku sudah mau menamatkan sekolah di pesantren ini. Aku pun bimbang hendak melanjutkan kemana. Apakah di indonesia atau di luar negeri. Mengingat sejak kecil aku ingin sekali belajar di universitas diluar negeri, universitas al-azhar tepatnya. Bayang-bayang akan indahnya belajar disana telah aku mimpikan sejak dulu, yakni bertemu dengan penghafal Al-quran, diajarkan oleh guru besar, dan berteman dengan orang-orang muslim seluruh dunia jelas kebahagiaan yang tak terkira untukku. Begitupun bila aku melanjutkan ke universitas dalam negeri yaitu UniversitsIslam Negeri syarif Hidayatullah merupakan keinginanku pula setelah keinginanku belajar di universitas al-azhar. Memang terlalu berkhayal bila aku ingin melanjutkan studi ku di al-azhar tapi selama kita ada keinginan pasti Allah menunjukkan jalan. Aku pun bertekad belajar sungguh-sungguh untuk belajar di al-azhar, selain beljar aku tidak melupakan hafalan-hafalan surat yang menjadi syarat  untuk seleksi nanti. Hari demi hari aku lalui dengan belajar, dan hafalan. Waktu tinggal sedikit lagi menuju tes masuk ke al-azhar. Disela-sela belajar dan hafalan akupun terus berdoa agar Allah memberikan kemudahan jalan bagiku. ~~~
Hari tes pun tiba, dipikiranku hanya ada Allah dan materi-materi yang aku pelajari sebelum aku mengikuti tes. Setelah menjalani tes akupun tinggal menunggu pengumuman nanti. Soal tes yang diberikan aku kerjakan semampuku dengan ridho Allah. Selesai tes aku pun berdoa semoga Allah memberi aku petunjuk terbaik bagiku. Hari demi hari seusai tes itu aku lalui dengan berdoa, semoga Allah memberikan dan mengabulkan keinginanku. Hari pengumuman pun tiba akhirnya aku berhasil dalam tes itu. Aku pun segera sujud syukur karena Allah mengabulkan permohonanku. Akhirnya aku dapat belajar bersama teman-teman muslim seluruh dunia di universitas al-azhar. Seminggu setelah pengumuman itu aku pun terbang ke kairo. Hari pertama di al-azhar aku bertemu teman yang berasal dari belanda, libya, dan tunisia. Kebetulan sekali aku juga satu kamar dengan mereka di asrama al-azhar. Temanku yang dari belanda bernama karl, dia adalah seorang muslim dari kecil di belanda, dan temanku yang dari libya dan tunisia bernama hasan dan malik. Hari demi hari aku lewati kehidupan ku bersama mereka. kita saling bertukar pikiran baik dalam hal pelajaran maupun agama. Maklum ada sebagian tradisi yang mempengaruhi islam di indonesia sehingga ada kebiasaan yang berbeda pada negara-negara lain. Tapi sesungguhnya hal itu dapat kita pelajari dan kita kaji kesesuaiannya dengan Al-quran. Disini aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa keimanan dan ketakwaannya paa Allah,. “Ya Rabb, begitu beruntungnya diriku diberikan kesempatan untuk menimba ilmu disini”, kataku. 4 tahun berlalu begitu cepat aku lulus dengan nilai yang memuaskan dan pulang ketanah air dengan senyum menghiasi wajahku.~~~~
Saat ini umurku 21 tahun, Alif yang dulu remaja sekarang dewasa. Di Indonesia aku berusaha untuk mengamalkan ilmu yang kudapat di al-azhar. Mengajar disebuah lembaga pendidikan untuk mengajarkan ilmu islam menjadi aktivitasku. Disini aku mempunyai murid-murid yang sangat bersemangat untuk menimba ilmu. Aku mengajarkan anak-anak ikhwan remaja. Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, yang merasakan perubahan pada dirinya. Salah satunya adalah menyukai akhwat. Salah satu ikhwan bertanya padaku, “ Akh, apakah kecantikan akhwat selalu akan menggoda ikhwan?” tanyanya. Aku menjawab, “ sebenarnya kecantikan itu tidak menggoda akh, kecantikan itu adalah keindahan layaknya sebuah pelangi yang akan menghiasi langit sehabis hujan. Ia akan menghiasi harimu dan berada dalam kehidupan mu disaat kau butuh keindahan untuk menutupi kepenatan mu dalam menjalani segala aktivitasmu. Tetapi kau akan melihatnya diwaktu yang tepat akh, tidak sekarang. Masih ada hujan ataupun badai di dalam kehidupan masa remajamu, tapi yakinlah suatu saat nanti akan ada pelangi yang indah untukmu bila kau tetap jalani hari-harimu dengan senyum dan kesabaran. Seseorang yang tersenyum dikala hujan badai menerpanya maka InsyaAllah ia akan lebih tersenyum bahagia ketika akan ada pelangi yang akan menghiasi harimu saat hujan dan badai dimasa remajamu berhenti”, Jawabku. Dia bertanya lagi kepadaku, “Apakah pelangi itu harus kita cari?”, tanyanya. Aku menjawab, “ sesungguhnya jodoh, maut, rezeki, adalah kehendak Allah jalani saja apa yang diperintahkan Allah. Allah akanmemberikan pelangi pada waktunya nanti” Jawabku. “Tetap semangat lah hadapi hidup ini, hujan dan badai tak akan terus datang karena ada pelangi yang akan dampingi mu sesudah hujan dan badai saat masa remajamu pergi, jalanilah masa remajamu dengan hal-hal bermanfaat ingatlah Allah selalu agar Allah selalu mengingatmu” jawabku. Ada banyak hal yang  masih ingin aku ceritakan kepada kalian namun waktu cepat berjalan, Semoga Allah masih bisa memberikan waktu untuk membahas ini esok bila kau ingin bertanya lagi” tambahku.~~~
Sahabat cerita diatas menceritakan bagaimana remaja menghadapi masalahnya. Ingatlah jangan kita memusingkan masalah hal-hal yang belum saatnya kita pikirkan, yakinlah Allah sudah mengatur rezeki, maut dan jodoh. Allah memiliki kita. Beribadahlah dan amalkan ajaran islam secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari kita. Wallahua’alam.